March 24, 2011

Metode Menghafal Qur’an


Akhirnya….selesai juga penyalinan metode menghafal qur’an ini…. Sudah 2 tahun saya mencari di internet tapi tak juga ketemu cara, tips, metode hafalan qur’an meskipun dokumennya saya punya..tapi ya itu tadi di internet ga ada.. so here we go.. metode menghafal qur’an yang ditulis oleh seorang hafiz juara lomba menghafal qur’an di tingkat nasional maupun internasional. Semoga allah melimpahkan rahmat atas beliau amin. Silahkan mengutip, menyalin dan memperbanyak TANPA menuliskan blog saya sebagai sumber.
Metode Menghafal Qur’an 
Bersama Mudhawi Ma’arif
  I.                   Pendahuluan 
Ada 3 prinsip (Three P) yang harus difungsikan oleh ikhwan/akhwat kapan dan dimana saja berada sebagai sarana pendukung keberhasilan dalam menghafal al qur’an. 3P (Three P) tersebut adalah:
 1.      Persiapan (Isti’dad)
Kewajiban utama penghafal al-qur’an adalah ia harus menghafalkan setiap harinya minimal satu halam dengan tepat dan benar dengan memilih waktu yang tepat untuk menghafal seperti:
a.       Sebelum tidur malam lakukan persiapan terlebih dahulu dengan membaca dan menghafal satu halaman secara grambyangan (jangan langsung dihafal secara mendalam)
b.      Setelah bangun tidur hafalkan satu halaman tersebut dengan hafalan yang mendalam dengan tenang lagi konsentrasi
c.       Ulangi terus hafalan tersebut (satu halaman) sampai benar-benar hafal diluar kepala
 2.      Pengesahan (Tashih/setor)
Setelah dilakukan persiapan secara matang dengan selalu mengingat-ingat satu halaman tersebu, berikutnya tashihkan (setorkan) hafalan antum kepada ustad/ustadzah. Setiap kesalahan yang telah ditunjukkan oleh ustad, hendaknya penghafal melakukan hal-hal berikut:
a.       Memberi tanda kesalahan dengan mencatatnya (dibawah atau diatas huruf yang lupa)
b.      Mengulang kesalahan sampai dianggap benar uoleh ustad.
c.       Bersabar untuk tidak menambah materi dan hafalan baru kecuali materi dan hafalan lama benar-benar sudah dikuasai dan disahkan
 3.      Pengulangan (Muroja’ah/Penjagaan)
Setelah setor jangan meninggalkan tempat (majlis) untuk pulang sebelum hafalan yang telah disetorkan diulang beberapa kali terlebih dahulu (sesuai dengan anjuran ustad/ustadzah) sampai ustad benar-benar mengijinkannya
 II.                Syarat Utama Untuk Memudahkan Hafalan 
1.      Beriman dan bertaqwa kepada Allah
2.      Berniat mendekatkan diri kepada Allah dengan menjadi hamba-hamba pilihanNya yang menjaga al-qur’an
3.      Istiqomah sampai ajal musamma
4.      Menguasai bacaan al-qur’an dengan benar (tajwid dan makharij al huruf)
5.      Adanya seorang pembimbing dari ustad/ustadzah (al-hafidz/al-hafidzah)
6.      Minimal sudah pernah khatam al-qur’an 20 kali (dengan membaca setiap ayat 5 kali)
7.      Gunakan satu jenis mushaf al-qur’an (al-qur’an pojok)
8.      Menggunakan pensil/bolpen/stabilo sebagai pembantu
9.      Memahami ayat yang akan dihafal
 III.             Macam-macam Metode Menghafal 
A.     Sistem Fardhi

Ikuti langkah ini dengan tartib (urut):
1.      Tenang dan tersenyumlah, jangan tegang
2.      Bacalah ayat yang akan dihafal hingga terbayang dengan jelas kedalam pikiran dan hati
3.      Hafalkan ayat tersebut dengan menghafalkan bentuk tulisan huruf-huruf dan tempat-tempatnya
4.      Setelah itu pejamkan kedua mata dan
5.      Bacalah dengan suara pelan lagi konsentrasi (posisi mata tetap terpejam dan santai)
6.      Kemudian baca ayat tersebut dengan suara keras (posisimata tetap terpejam dan jangan tergesa-gesa)
7.      Ulangi sampai 3x atau sampai benar-benar hafal
8.      Beri tanda pada kalimat yang dianggap sulit dan bermasalah (garis bawah/distabilo)
9.      Jangan pindah kepada hafalan baru sebelum hafalan lama sudah menjadi kuat

Penggabungan ayat-ayat yang sudah dihafal

Setelah anda hafal ayat pertama dan kedua jangan pindah kepada ayat ketiga akan tetapi harus digabungkan terlebih dahulu antara keduanya dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini:

1.      Bacalah ayat pertama dan kedua sekaligus dengan suara pelan lagi konsentrasi
2.      Kemudian bacalah keduanya dengan suara keras lagi konsentrasi dan tenang
3.      Ulani kedua ayat tersebut minimal 3x sehingga hafalan benar-benar kuat. Begitulah seterusnya, pada tiap-iap dua tambahan ayat baru harus digabungkan dengan ayat sebelumnya sehingga terjadi kesinambungan hafalan
4.      Mengulang dari ayat belakang ke depan. Dan dari depan ke belakang
5.      Semuanya dibaca dengan suara hati terlebih dahulu kemudian dengan suara keras (mata dalam keadaan tertutup)
6.      Begitu seterusnya. Setiap mendapatkan hafalan baru, harus digabungkan dengan ayat/halaman/juz sebelumya.
 B.     Sistem Jama’i 
Sistem ini menggunakan metode baca bersama, yaitu dua/tiga orang (partnernya) membaca hafalan bersama-sama secara jahri (keras) dengan:
a.       Bersama-sama baca keras
b.      Bergantian membaca ayat-an dengan jahri. Keika partnernya membaca jahr dia harus membaca khafi (pelan) begitulah seterusnya dengan gantian.
      Sistem ini dalam satu majlis diikuti oleh maksimal 12 peserta, dan minimal 2 peserta. Settingannya sebagai berikut:
 a.      Persiapan:
1.      Peserta mengambil tempat duduk mengitari ustad/ustadzah
2.      Ustad/ustadzah menetapkan partner bagi masing-masing peserta
3.      Masing-masing pasangan menghafalkan bersama partnernya sayat baru dan lama sesuai dengan instruksi ustad/ustadzah
4.      Setiap pasangan maju bergiliran menghadap ustad/ustadzah untuk setor halaman baru dan muroja’ah hafalan lama
 b.      Setoran ke ustad/ ustadzah:
1.      Muroja’ah: 5 halaman dibaca dengan sistem syst-an (sistem gantian). Muroja’ah dimulai dari halaman belakang (halaman baru) kearah halaman lama
2.      Setor hafalan baru:
a.       Membaca seluruh ayat-ayat yang baru dihafal secara bersama-sama
b.      Bergiliran baca (ayatan) dengan dua putaran. Putaran pertama dimulai dari yang duduk disebelah kanan dan putaran kedua dimulai dari sebelah kiri.
c.       Membaca bersama-sama lagi, hafalan baru yang telah dibaca secara bergantian tadi.
3.      Muroja’ah tes juz 1, dengan sistem acakan (2-3x soal). Dibaca bergiliran oleh masing-masing pasangan.
Ketika peserta sendirian tidak punya partner, atau partnernya sedang berhalangan hadir, maka ustad wajibmenggabungkannya dengan kelompok lain yang kebetulan juz, halaman dan urutannya sama, jika hafalannya tidak sama dengan kelompok lain maka ustad hendaknya menunjuk salah seorang peserta yang berkemampuan untuk suka rela menemani.
 c.       Muroja’ah ditempat:
1.      Kembali ketempat semula.
2.      Mengulang bersama-sama seluruh bacaan yang disetorkan baik muroja’ah maupun hafalan baru, dengan sistem yang sama dengan setoran
3.      Menambah hafalan baru bersama-sama untuk disetorkan pada pertemuan berikutnya
4.      Jangan tinggalkan majlis sebelum mendapat izin ustad/ustadzah.
 IV.              Keistimewaan sistem jama’i
1.      Cepat menguasai bacaan al-qur’an dengan benar
2.      Menghilangkan perasaan grogi dan tidak PD ketika baca al-qur’an didepan orang lain
3.      Melatih diri agar tidak gampang tergesa-gesa dalam membaca
4.      Mengurangi beban berat menghafal al-qur’an
5.      Melatih untuk menjadi guru dan murid yang baik
6.      Menguatkan hafalan lama dan baru
7.      Semangat muroja’ah dan menambah hafalan baru
8.      Meringankan beban ustad
9.      Kesibukannya selalu termotivasi dengan al-qur’an
10.  Mampu berda’wah dengan hikmah wa al-mau’idhah al-hasanah
11.  Siap untuk dites dengan sistem acakan
12.  Siap menjadi hamba-hamba Allah yang berlomba menuju kebaikan
 V.                 Jaminan
1.      Hafalan al-qur’an lanyah dan lancar dalam masa tempo yang sesingkat-singkatnya
2.      Sukses dan bahagia di dunia dan akhirat
3.      Pilihan Allah dan memperoleh surga ‘adn diakhirat nanti (surah fatir: 23-24)
 VI.              Metode Muroja’ah (Pengulangan dan penjagaan fardhi atau jama’i)
Ayat-ayat al-qur’an hanya akan tetap bersemayam didalam hati utu al-‘ilm jika ayat-ayat yang dihafal selalu diingat, diulang dan dimuroja’ah. Berikut ini cara muroja’ah:
1.      Setelah hafal setengah juz/satu juz, harus mampu membaca sendiri didepan ustad/ustadzah dan penampilan.
2.      Setiap hari membaca dengan suara pelan 2 juz. Membaca dengan suara keras (tartil) minimal 2 juz setiap hari.
3.      Simakkan minimal setengah juz setiap hari kepada teman/murid/jama’ah/istri/suami dst
4.      Ketika lupa dalam muroja’ah maka lakukan berikut ini:
·        Jangan langsung melihat mushaf, tapi usahakan mengingat-ingat terlebih dahulu
·        Ketika tidak lagi mampu mengingat-ingat, maka silahkan melihat mushaf dan
·        Catat penyebab kesalahan. Jika kesalahan terletak karena lupa maka berilah tanda garis bawah. Jika kesalahan terletak karena faktor ayat mutasyabihat (serupa dengan ayat lain)  maka tulislah nama surat/no./juz ayat yang serupa itu di halaman pinggir (hasyiyah)

February 13, 2011

Uang...

Lima hari liburan, yang semestinya menyenangkan terasa sepi.., karena memang tidak pergi kemana-mana, bukan karena males atau gak ada tujuan tapi, karena alesan klasik yang menimpa banyak masyarakat khususnya di Indonesia saat ini yaitu.. Gak punya Duit.
Duit atau bahasa resminya adalah uang semakin terasa langka dan tidak berarti, entah mengapa beberapa hari ini barang yang bernama uang ini jarang menyambangi, apa mungkin tidak dicetak lagi atau mungkin habis diambilin koruptor sehingga tidakada yang mampir kesini.
Barang kebutuhan yang semakinmelonjak menuntut banyak orang untuk memburu duit. Tujuannya adalah untuk membeli barang itu…, namun orang yang sudah punya banyak duit dan udah melimpah kekayaanpun tetap memburu duit, tujuannya gak tau deh… mungkin untuk mempersulit orang lain mendapat duit sehingga ia bisa  memperdagangkan duit dan menukarnya dengan komoditi yang dia butuhkan (su’udzon aja ya..)
Sekarang harga tempe saja mahal, menyusul kenaikan harga cabe yang sudah beberapa minggu tidak turun turun, barang kebuthan lain pun tak mau kalah, saling bersaing menaikkan harga. Tak usah diceritakan lagi bagaimana kenaikan harga ini semakin menghimpit rakyat dalam memenuhi kebutuhan, karena kita semua sudah tahu…., sering kali aku merasa kasihan kalau melihat orang orang disekitar yang tidak punya uang bahkan untuk makan hari ini, banyak tukang becak yang susah mendapat penumpang karena dari pada naik becak orang orang lebih memilih jalan, lebih ngirit sambil olah raga.. terus kalau sudah seperti itu bagaimana nasib tukang becaknya..??? berjuang hari ini untuk makan hari ini, jika tidak berjuang ya tidak makan, tidak bias mengembangkan diri karena tiap hari disibukkan oleh urusan perut.. tidak ada kesempatan.. tidak sempat untuk berharap..
Sebenarnya ada banyak barang untuk semua orang, ada cukup barang bahkan untuk kita semua sedunia dan seluar angkasa. Keserakahan kitalah yang membuat kita menumpuk barang-barang yang mungkin juga tidak terlalu kita perlukan, keserakahan kita yang membuat kita tidak mau berbagi,  ketakutan akan hari esok tidak ada barang lagi untuk kita, ditambah lagi dengan sikap membandingkan diri kita dengan orang orang lain yang kelihatannya memiliki segalanya. Namun kita mesti sadar, kita itukan manusia, semua manusia itu sama saja,punyaperasaan yang sama, punya kebutuhan yang sama, yang membedakan itu kan  keadaannya, kesempatannya dan dihadapan Tuhan hanya keimananlah yang membedakan. Maka secara logika seharusnya kita mendahulukan keimanan dari pada menumpuk harta untuk sebuah kesenangan yang belum tentu kita nikmati…

February 06, 2011

Mendung Januari ...

Banyak hal yang terjadi dalam dua bulan ini, diakhir desember 2010 aku kejogja untuk menunggu simbah karena sakitnya kian parah, simbah putri dibawa ke rumah sakit puri husada di bantarjo.  setelah sekitar sepuluh hari ada perbaikan dengan kesehatannya, setelah kami konsultasikan pada beberapa dokter disana (karena system yang ada dirumah sakit tersebut tidak menunjuk satu dokter untuk mengawasi pasien secara khusus, maka kami bertanya kepada setiap dokter yang selesai memeriksa), dokter menyarankan bahwa pasien bias dibawa pulang, proses kepulangan diurus oleh bulek, walaupun disurat tersebut ditulis apk (atas permintaan sendiri) namun tak apalah karena beberapa dokter sudah menyarankan untuk pulang dan mbah putri sendiri sudah ingin pulang.
Setelah simbah pulang maka hari berikutnya akupun kembali ke Surabaya, kuliah, namun dua hari kemudian selasa pagi tanggal 4 januari ada kabar bahwa simbah telah meninggal dunia, hari itu juga aku langsung ke jogja dengan naik kereta sancaka pagi, aku sampai disana sekitar setengah dua dan simbah sudah diberangkatkan kekuburan, aku ketemu dijalan dan langsung ikut mengantarkan kekuburan.
Hari berikutnya aku pulang kembali ke Surabaya karena harus mengikuti ujian SIM pada hari kamisnya. Sebenarnya ujian sudah dimulai sejak hari rabu, namun berkat kebijakan bapak guru saya diperbolehkan ijin dan mengikuti ujian pada saat kelompok saya presentasi yaitu hari kamis.